Selamat malam semua. Terima kasih saya masih bisa hadir didunia. Kenangan kenangan adalah hal yang pasti dan
mengingatnya adalah hal lain. Orang orang besar seperti ini akan selalu
mengatakan tidak pernah terasa tersingkir. Dunia hari ini sangat sulit untuk
disesuaikan jika kita tidak bekerja keras. Sepersekian detik kehidupan berubah
dan untuk mengikuti nya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Hidup dengan
kemiskinan hari ini sangat berbeda dengan kemiskinan pada zaman dulu. Bayangkan
saja. Zaman dulu orang miskin bisa merasakan bahagia. Merasakan kesenangan,
hanya bermain disawah dan dikebun. Zaman sekarang orang orang miskin itu
menonton TV setiap hari melihat kekayaan orang lain. Budaya untuk menjadi kaya
akhirnya mengharuskan sebuah desa mengorbankan harga dirinya tuk menjadi
pekerja apapun. Termasuk hal yang dilarang, seperti prostitusi dan kejahatan
lain.
Saya adalah korban
arus informasi. Ketika seseorang bisa mengakses informasi dengan mudah.
Menggeser layar ipad atau mengklik sebuah situs. Seseorang yang lain harus
menunggu beberapa jam untuk mendapatkannya. Ketika seseorang sudah menunggu
uang menghampiri. Seseorang yang lain sedang bekerja untuk uang.
Kecerdasan remaja saat ini harus lebih kuat, lebih kreatif
dari zaman dulu. Lebih cerdik dari masa lalu. Budaya saat ini sangat
mengherankan. Media sosial sangat menyusahkan orang miskin. Ada budaya
memudahkan seseorang iri. Seseorang sombong dengan teknologi sekarang ini.
orang yang terlalu autis dengan teknologi terbaru. Berdampingan dengan orang
yang hanya mengenal telepon untuk menghubungi seseorang. Adalah potensi budaya
iri. Keinginan besar untuk merasakan hal yang sama. saya mungkin orang yang
kurang pintar. Terlalu malas. Tapi akan sulit lagi. Pada akhirnya orang orang
seperti saya hanya menyalahkan. menyalahkan keadaan atau menyalahkan orang
lain.
Cara termudah adalah dengan mengubah diri sendiri. Tapi cara
termudah kadang juga cara tersulit. Orang orang seperti saya pada akhirnya
hanya akan meminta permakluman. Meminta persetujuan atas pendapat saya yang
sebenarnya sangat salah.
Seni mengambil kesempatan itu adalah hal yang sulit. Ada
resiko besar yang oleh orang lemah terlalu besar sehingga menjadi malas untuk
mengambilnya. Padahal kerja keras seorang berjiwa besar bercita besar mengambil
resiko akan ada kesuksesan. Dibalik resiko besar akan terdapat kesuksesan
besar. Ada persiapan yang dapat meminimalisir resiko. Orang yang berkeyakinan
tinggi. Akan melakukan persiapan. Orang berjiwa besar akan melakukan persiapan
persiapan setiap waktunya meski signal kesempatan belum terlihat. Bagi orang
berjiwa besar kesempatan itu tinggal menunggu waktu. Karna itulah mereka yakin
ketika kesempatan itu datang maka mereka telah siap menantangnya.
Bagi orang seperti saya. Rasa malas, rasa nyaman, adalah hal
yang terlalu dinikmati. Persiapan untuk mimpi besarnya belum terpenuhi. Karna
saya yakin orang yang sebenarnya hidup dalam keadaan nyaman ada cita cita besar
terpendam dalam memori hatinya. Tapi akhirnya orang seperti saya. Ketika sudah
tau masalah yang dihadapinya. Tetap tak bisa bergerak. karna balik lagi
permasalahannya. Kepada menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain. dan akhirnya hanya meminta permakluman.
Meminta didengar dan meminta persetujuan. Persis lingkaran setan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar