Menceritakan kepemimpinan gue sebagai pemimpin sebenarnya
tragis.
Gue adalah ketua kelas. Ketua kelas ketika awal masuk
sekolah SMK. Ketika ditanya kenapa memilih gue? jawabannya kebanyakan karna
orangnya kayak yang tegas dan bertanggung jawab.
 Kenyataannya malah
aneh. Ogah-ogahan gtu. Perbedaan presepsi teori kepemimpinan yang gue jelaskan
dipost sebelumnya. membuat Kerja keras gue menjadi ketua kelas hanya bertahan
selama satu tahun. Dan malah temen gue yang menjabat selama 2 tahun. Memang secara
karisma gue kalah, telak. Setelah setahun itu mungkin temen-temen gue
menganggap gue ternyata aneh.haha  J.
Gue ingetnya waktu zaman SMK kelas satu itu anak
baik-baik,lugu dan cenderung pendiam. Tetapi kesan yang gue dapet malah
sebaliknya. Gue disangka anak ugal-ugalan,denial,cenderung rusuh. Emang susah
kalo punya tampang preman. J
 
Aneh banget dengan tampang setengah preman ini gue bisa
kepilih jadi pemimpin. Tampang preman yang tegas dan bertanggung jawab.
Karakter unik sebagai pemimpin. Tapi setidaknya gue beruntung dekat dengan wali
kelas. Ingin berbagi dan berdiskusi lagi rasanya.
Kemudian gue menjadi ketua eskul KDA. Gue minta ampun Ya
Allah SWT. Ini eskul islami. Gue sebagai mukmin merasa gagal dan berdosa. Ketua
KDA yang hanya bisa memindahkan permasalahan tanpa menyelesaikannya. Tragis,
gue seperti merusak organisasi ini.
Sampe sekarang kegagalan itu masih gue rasakan. Gue terlalu
bodoh untuk percaya diri mengemban amanah itu. 
FYI,ketika itu organisasi ini sedang terpuruk. Banyak
masalah yang melanda. Permasalahan yang begitu banyak diserahkan kepada gue
yang paling siap. Diantara yang tidak siap. 
Dalam islam diharuskan yang menjadi pemimpin itu laki-laki.
Sehingga wanita akan mundur dengan berkata demikian. Tetapi disini bencana. 
Menyerahkan sesuatu kepada bukan ahlinya maka tunggulah
bencana. Sementara ketika gue dalam keadaan terpuruk tersebut. Gue merasa
semakin jauh sama agama
. Sehingga ada kesan minder ketika gabung ikutan kumpul
organisasi. Hingga akhirnya berpindahlah jabatan gue. dengan gue meninggalkan
laporan pertanggungjawaban yang harusnya gue ucapkan. Disini gue semakin
terlihat tidak konsisten. Gue merasa bersalah. 
Dulu berapi api untuk berusaha agar jabatan ini gue emban
tapi akhirnya gue gagal. Kegagalan ini membekas di hati gue. kegagalan gue
diakibatkan kesalahan gue yang gak mau keluar dalam nikmatnya dunia. Menikmati
dosa. 
Semua pengalaman masa lalu kelam itu adalah pengalaman
terbaik juga terindah. Yang gue syukuri sekaligus gue benci. Memimpin itu
adalah pekerjaan berat. Siapkan mental terlebih dulu untuk siap gagal.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar