Senin, 08 April 2013

gagalnya gue memimpin


Menceritakan kepemimpinan gue sebagai pemimpin sebenarnya tragis.
Gue adalah ketua kelas. Ketua kelas ketika awal masuk sekolah SMK. Ketika ditanya kenapa memilih gue? jawabannya kebanyakan karna orangnya kayak yang tegas dan bertanggung jawab.
 Kenyataannya malah aneh. Ogah-ogahan gtu. Perbedaan presepsi teori kepemimpinan yang gue jelaskan dipost sebelumnya. membuat Kerja keras gue menjadi ketua kelas hanya bertahan selama satu tahun. Dan malah temen gue yang menjabat selama 2 tahun. Memang secara karisma gue kalah, telak. Setelah setahun itu mungkin temen-temen gue menganggap gue ternyata aneh.haha  J.
Gue ingetnya waktu zaman SMK kelas satu itu anak baik-baik,lugu dan cenderung pendiam. Tetapi kesan yang gue dapet malah sebaliknya. Gue disangka anak ugal-ugalan,denial,cenderung rusuh. Emang susah kalo punya tampang preman. J  
Aneh banget dengan tampang setengah preman ini gue bisa kepilih jadi pemimpin. Tampang preman yang tegas dan bertanggung jawab. Karakter unik sebagai pemimpin. Tapi setidaknya gue beruntung dekat dengan wali kelas. Ingin berbagi dan berdiskusi lagi rasanya.
Kemudian gue menjadi ketua eskul KDA. Gue minta ampun Ya Allah SWT. Ini eskul islami. Gue sebagai mukmin merasa gagal dan berdosa. Ketua KDA yang hanya bisa memindahkan permasalahan tanpa menyelesaikannya. Tragis, gue seperti merusak organisasi ini.
Sampe sekarang kegagalan itu masih gue rasakan. Gue terlalu bodoh untuk percaya diri mengemban amanah itu.
FYI,ketika itu organisasi ini sedang terpuruk. Banyak masalah yang melanda. Permasalahan yang begitu banyak diserahkan kepada gue yang paling siap. Diantara yang tidak siap.
Dalam islam diharuskan yang menjadi pemimpin itu laki-laki. Sehingga wanita akan mundur dengan berkata demikian. Tetapi disini bencana.
Menyerahkan sesuatu kepada bukan ahlinya maka tunggulah bencana. Sementara ketika gue dalam keadaan terpuruk tersebut. Gue merasa semakin jauh sama agama
. Sehingga ada kesan minder ketika gabung ikutan kumpul organisasi. Hingga akhirnya berpindahlah jabatan gue. dengan gue meninggalkan laporan pertanggungjawaban yang harusnya gue ucapkan. Disini gue semakin terlihat tidak konsisten. Gue merasa bersalah.
Dulu berapi api untuk berusaha agar jabatan ini gue emban tapi akhirnya gue gagal. Kegagalan ini membekas di hati gue. kegagalan gue diakibatkan kesalahan gue yang gak mau keluar dalam nikmatnya dunia. Menikmati dosa.
Semua pengalaman masa lalu kelam itu adalah pengalaman terbaik juga terindah. Yang gue syukuri sekaligus gue benci. Memimpin itu adalah pekerjaan berat. Siapkan mental terlebih dulu untuk siap gagal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar