Senin, 26 September 2016

Sekolah (seharusnya) Seperti Taman

beberapa hari lalu, saya diberikan oleh dosen saya menulis opini. ini adalah opini yang akan saya berikan kepada dosen saya nanti. 

Pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini sungguh mengkhawatirkan. pendidikan, terutama pendidikan dasar seperti memaksa siswa untuk melakukan pembelajaran dengan melelahkan. Jam pembelajaran yang dilaksanakan 15 jam sehari, terutama semenjak kurikulum 2013 diberlakukan, membuat siswa seperti orang dewasa yang bekerja.

Ibarat mesin yang terus menerus digunakan. Lama kelamaan siswa tersebut mengalami kelelahan dalam belajar, atau kalau dalam istilah mesin disebut turun mesin. Ini berbahaya karena siswa menjadi enggan untuk terus belajar, karena sudah lelah terhadap pelajaran. Siswa menjadi tidak merindukan lagi suasana pembelajaran, tetapi merindukan saat pulang sekolah. Jika ini terjadi terus menerus tentu hasil akhirnya adalah kualitas hasil pendidikan di Indonesia yang buruk.

survei yang dilakukan oleh Lembaga survei dunia Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) tahun 2003 mengatakan sistem dengan pendidikan terbaik di dunia adalah Negara Finlandia. Pendidikan di Finlandia memiliki ciri hampir tidak ada PR dan jam pelajarannya tersedikit di dunia. Bandingkan dengan pendidikan di Indonesia, yang jadwalnya malah bertambah dan di jejali PR yang banyak. Ironis, lembaga survei terpercaya saja menyatakan pendidikan terbaik di dunia itu adalah yang jam pelajarannya tersedikit dan hampir tidak ada PR.

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membuat kita bahagia menikmati prosesnya. Pendidikan yang membuat siswa mengetahui potensinya. Mengembangkan potensinya. Seperti sebuah taman, tempat orang-orang datang secara sukalera, penuh kebahagiaan, interaksi yang positif.
Siswa juga seharusnya diajarkan untuk sering-sering bermain, karena bermain adalah pembelajaran yang dilakukan dengan sukarela, dan tempat terbaik untuk belajar adalah sekolah sebagai taman, karena taman adalah tempat bermain yang menyenangkan. Membuat kita nyaman di sekolah, sedih ketika meninggalkan sekolah.

Pendidikan sekarang juga menitikberatkan pada kesuksesan instan, siapa yang pintar, dia yang akan di puji. Hal itu membuat siswa berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai yang tinggi, walaupun prosesnya salah. Seperti saat Ujian Nasional siswa banyak mencontek. Itu adalah salah satu akibat dari proses pendidikan yang kurang dihargai.

Pendidikan seperti taman. Tidak akan menghasilkan siswa seperti itu, siswa akan menghargai proses pendidikannya. siswa dapat mensyukuri setiap proses pembelajaran meski hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya adalah pendidikan berkualitas dengan lulusan yang memiliki nilai dan sikap mental yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar