Jumat, 17 Maret 2017

Kesadaran kelas

Kalian pernah terbayang tidak? Bahwa setiap diri kita mewakili lingkungan dan membentuk kelas kelas sosial? Misalnya, saya adalah bagian dari kelas menengah ke bawah, kenapa? Pertama saya bukan orang yang bisa tiap hari beli makan di restoran, tidak sanggup nabung di bank, tidak punya kendaraan bermotor, kredit paling sanggup adalah handphone.

Ada juga kelas menengah ke atas, maksudnya adalah golongan orang-orang yang terbiasa makan fast food, sering ke ATM, punya mobil, dan sering mengakses teknologi informasi.

Kemudian ada kelas bawah, kelas pekerja, yang biasanya pegawai harian lepas, atau pekerjaan yang tidak memiliki jaminan. kesulitan mengakses bank, dan sebagainya. Kelas pekerja sering juga disebut buruh dan kelas menengah sering disebut kelas borjuis.

Terus apa pentingnya kesadaran kelas itu? Kesadaran kelas ini menjadi penting karena setiap masalah sosial selalu berhubungan dengan pengaruh kelas sosial kita. Cara pandang terhadap suatu masalah atau inovasi atau gagasan itu selalu bertitik tolak dari sudut pandang kelas sosial.

Ambil contoh mengenai ojek online vs angkot. Ini adalah masalah antar kelas sosial. Orang kelas sosial menengah akan memandang ojek online adalah pilihan yang lebih baik daripada angkot. Angkot tidak nyaman, gerah, dan selalu ngetem adalah pilihan orang kelas menengah menolak menggunakan angkot. Tetapi bagi kelas sosial menengah ke bawah angkot adalah pilihan yang lebih mudah. Tidak perlu punya handphone. Tidak perlu berkaitan dengan uang virtual dan bank. Mereka merasa angkot lebih mudah digunakan.

Permasalahan kemudian timbul ketika ternyata masalah ini meruncing dengan sulitnya masyarakat antar kelas saling memahami kebutuhan masing-masing. Ketika kelas menengah ke atas merasa punya kekuatan uang dan kuasa berlebih, maka orang-orang tersebut berusaha mengatur kelas sosial lain. Misalnya dengan melarang angkot ada.

Terus bagaimana kita memandang permasalahan ini? Tergantung kita. Seandainya kamu adalah orang kelas menengah ke atas dan melihat  masalah ini sebagaimana permasalahan kalian. Maka kamu akan merasa benar untuk angkot hilang. Tetapi jika kamu memahami dan mengerti kelas sosial menengah ke bawah. Tuntutannya mungkin berbeda. Kelas menengah akan mendesak pemerintah untuk lebih memperhatikan kelas pekerja atau kelas menengah ke bawah. Kemudian permusuhan antar kelas akan tidak menghasilkan bentrokan yang berlebihan.

Saya teringat akan hal ini ketika pada suatu saat saya membuka facebook kemudian melihat status teman saya dan melihat komentar dari teman saya yang lain. Ternyata perbedaan pekerjaan dan karir membuat pendapat mereka berbeda. Dan pada akhirnya saya merasa memang permasalahan kesadaran kelas menjadi salah satu masalah di indonesia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar