Filosofi Cabe Merah sebagai grup bedah itu seperti candu. Ketagihan
untuk hal baik. Sebagaimana pedas yang bikin nagih pada seblak dan atau
panganan lain yang pedas. Cabe Merah adalah wadah bagi penulis untuk berkembang
dengan bedah tulisan. Pedas pada Cabe Merah juga identik dengan “sakit”. Sebagaimana
bedah tulisan, “menyakiti” tulisan agar menjadi lebih baik.
Cabe Merah juga bisa berarti bahan masakan. Bahan masakan berupa penambahan rasa nikmat. Ibarat seblak
tanpa cabai hanya akan jadi sayur tulang. Ibarat mie instan tak akan sempurna
tanpa cabai merah. Tulisan tanpa bedah tulisan akan menjadi tulisan yang tak
sempurna.
Mungkin itulah asumsi saya terhadap makna filosofis dari
grup bedah tulisan yang dibentuk oleh komunitas penulis ODOP. Saya bisa saja
salah, pendirinya mungkin hanya berpikir sederhana, menamai grup bedah tulisan berdasarkan
nama bahan masakan.
Filosofi ini saya pegang betul pada setiap bedah tulisan
berlangsung. Saya mungkin bisa saja salah, ilmu saya sedikit, opini saya kurang
tepat. Namun, saya diyakinkan oleh kepercayaan bahwa kejujuran meskipun pahit
oleh satu orang lebih baik daripada dipermalukan oleh banyak orang. kritikan
oleh teman terdekat lebih baik dari kritikan dari editor sebuah penerbit,
misalnya.
Jadi, saya membedah tulisan dengan jujur, blak-blakan, seperti filosofi Cabai Merah, sesuai dengan apa yang saya tahu. Tentu ini beresiko, saya menyadari. Ada banyak
dari ucapan atau dalam hal ini ketikkan whatsapp saya kurang baik dan tidak
berkenan oleh teman-teman. seperti Cabai merah yang menghadirkan nikmat dengan "sakit". Saya dengan kerendahan hati yang tinggi meminta
maaf. Sungguh, tak ada maksud lain, selain membuat kita sama-sama belajar dan
tumbuh sebagai penulis.
Akhirnya, berakhir sudah sesi bedah tulisan di grup Cabe
Merah tersebut. Ditutup oleh tulisan saya yang akan dibedah. Dipelajari dan
dimaknai dengan penuh “kepedasan”.
Hiks hiks..
BalasHapusRindu cabe merah
ayo kita buat diam-diam hahaha
Hapus