Senin, 13 November 2017

yang dipetik dari Cabai Merah

Filosofi Cabe Merah sebagai grup bedah itu seperti candu. Ketagihan untuk hal baik. Sebagaimana pedas yang bikin nagih pada seblak dan atau panganan lain yang pedas. Cabe Merah adalah wadah bagi penulis untuk berkembang dengan bedah tulisan. Pedas pada Cabe Merah juga identik dengan “sakit”. Sebagaimana bedah tulisan, “menyakiti” tulisan agar menjadi lebih baik. 

Cabe Merah juga bisa berarti bahan masakan. Bahan masakan berupa penambahan rasa nikmat. Ibarat seblak tanpa cabai hanya akan jadi sayur tulang. Ibarat mie instan tak akan sempurna tanpa cabai merah. Tulisan tanpa bedah tulisan akan menjadi tulisan yang tak sempurna.

Mungkin itulah asumsi saya terhadap makna filosofis dari grup bedah tulisan yang dibentuk oleh komunitas penulis ODOP. Saya bisa saja salah, pendirinya mungkin hanya berpikir sederhana, menamai grup bedah tulisan berdasarkan nama bahan masakan.

Filosofi ini saya pegang betul pada setiap bedah tulisan berlangsung. Saya mungkin bisa saja salah, ilmu saya sedikit, opini saya kurang tepat. Namun, saya diyakinkan oleh kepercayaan bahwa kejujuran meskipun pahit oleh satu orang lebih baik daripada dipermalukan oleh banyak orang. kritikan oleh teman terdekat lebih baik dari kritikan dari editor sebuah penerbit, misalnya.

Jadi, saya membedah tulisan dengan jujur, blak-blakan, seperti filosofi Cabai Merah, sesuai dengan apa yang saya tahu. Tentu ini beresiko, saya menyadari. Ada banyak dari ucapan atau dalam hal ini ketikkan whatsapp saya kurang baik dan tidak berkenan oleh teman-teman. seperti Cabai merah yang menghadirkan nikmat dengan "sakit". Saya dengan kerendahan hati yang tinggi meminta maaf. Sungguh, tak ada maksud lain, selain membuat kita sama-sama belajar dan tumbuh sebagai penulis.
Akhirnya, berakhir sudah sesi bedah tulisan di grup Cabe Merah tersebut. Ditutup oleh tulisan saya yang akan dibedah. Dipelajari dan dimaknai dengan penuh “kepedasan”.


2 komentar: