Kamis, 05 Januari 2017

impian nomor keberapa?

Siang itu. setelah dari pagi bekerja. Sambil menghembuskan nafas dia duduk bersandar pada kursi kantor. rasa lelah terlihat dari wajahnya setelah mengerjakan tugas kantor. setelah hembusan kedua, dia beranjak dari tempat duduknya. mengambil tas yang dari pagi tergeletak di lantai. di pinggir kursi.
menekan tombol shutdown untuk mematikan laptop. memasukan laptop ke dalam tas yang telah penuh oleh map-map yang berisi kertas kerja. 

Melangkah dengan gontai menuju area parkir yang sepi, hanya terdiri satu motor dan satu mobil yang masih terparkir. rekan-rekannya sudah pulang duluan. menaiki motor tua yang selalu dia gunakan. mulai berkendara menggunakan motor. sejenak pikirannya melayang.

"Apakah kalian punya impian? saya juga punya. salah satu mimpi saya adalah menjadi seseorang yang didengar suaranya. menjadi pembicara di suatu acara seminar". begitu pikirnya melayang. 

Dalam bayangannya, dia diundang ke berbagai kampus untuk menyampaikan pendapat yang mencerahkan. mampu menggerakkan orang-orang agar melaksanakan pendapatnya.

Senyum mulai timbul dari dirinya. mimpi yang indah. tiba-tiba sebuah lobang di jalan mengembalikan ingatannya. dalam hati dia menyesal. seandainya mimpi tadi tidak berhenti.

Berbicara tentang impian menjadi pembicara, dia telah melakukan segala yang dia mampu. tetapi peluang belum menghampirinya. Dia akan terus bekerja keras untuk mencapainya.

Bagaimana dengan kalian? punya mimpi serupa. sudah terlaksana? syukurlah semoga menjadi pengalaman yang indah bagi yang sudah terlaksana.

Sampai kerumahnya. Dia memarkirkan motor. Bergegas masuk ke dalam rumah. Melepas sepatu. masuk ke dalam kamar. Melemparkan tas secara serampangan. Duduk di pinggir kasur kemudian merebahkan diri. 

Untuk mimpi ini, saya harus bisa mewujudkannya, ujarnya penuh keyakinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar