Selasa, 26 September 2017

Menjadi Penyair Kemarin Sore

Kalau sekedar cerita tentang kegiatan akhir pekan sepertinya tidak masalah kan ya? mudah-mudahan tak masalah. Begini ceritanya, hari sabtu yang cerah (kalimat klise tapi penting). Saya mengikuti kegiatan senja berkata. instagram.com/_bacabuku

Datang terlambat, acara telah dimulai. Saya duduk di dekat panggung sebelah kiri. sebenarnya bukan panggung hanya sebuah spot yang diciptakan menjadi panggung. kegiatan berlangsung di sebuah kedai bernama toko kopi. instagram.com/tokokopi.smp

Ada beberapa lineup penampil yang menarik hari itu. Ada sepasang suami istri yang telah menelurkan (meski bukan ayam) novel dan kumpulan puisi yang membacakan puisi. Ada penampilan monolog tentang seorang yang dipenjara oleh negara tanpa persidangan. Ada seni pertunjukan yang bertema pulang kerumah namun di rumah malah menjadi tamu.

Ada teman saya yang jadi penampil, yang sebelum acara tersebut saya telah kenal bukan semenjak ketemu di acara itu jadi teman. Mereka adalah Jein Oktaviani, Dito Budiman, dan Bangkit Raharja. Mereka menampilkan karyanya masing-masing yang luarbiasa. 

Saya khusyu memperhatikan. membuat diriku tertantang untuk mencoba. Lingkungan membentuk diri anda. Lingkungan saya membentuk saya ingin menjadi penyair. Katanya. Padahal bikin puisi saja belum pernah.

Jadi saya belajar. Belajar dengan memperhatikan. Tanpa sadar semua telah berakhir. Acara sampai pada penutupan. Saya telah belajar. Semoga kamu bisa belajar juga seperti saya sekarang.

1 komentar:

  1. Asyiik ikut dong belajar...

    Btw kenapa tulisannya pakai huruf kecil semua

    BalasHapus