Jumat, 29 September 2017

Saya dan Standupcomedy

  
Duduk di kursi yang panjang tanpa senderan di pojokan café yang ramai sebelah kanan panggung, cafe semi outdoor. Menyediakan  kopi dan  cemilan ringan. Ornamen gelap berada di pintu masuk. Ruang kasir yang berada lebih tinggi dari tempat duduk pelanggan. Saya disini untuk sebuah acara yang menarik. 

Entah mengapa, apabila saya datang pertama kali. Selalu saja datang cepat. Seperti hari ini. Saya datang pertama kali ke acara pertunjukan standupcomedy.

Saya memperhatikan jam, sekarang pukul 18.00 wib. Ada waktu sekitar satu jam lagi sebelum acara dimulai. Sebelum berlanjut, mari saya jelaskan dulu apa itu standupcomedy. Standupcomedy adalah pertunjukan komedi yang sesuai namanya dilakukan oleh seseorang. Seni itu sebenarnya bukan pertunjukan baru di Indonesia. Standupcomedy telah banyak hadir dalam panggung pertunjukan di Indonesia. Seperti dalam acara srimulat. Pada hakikatnya ada seni standupcomedy disana. Namun, mungkin bukan secara jelas ditayangkan.

Meledak pada tahun 2011, standupcomedy berkembang hingga sekarang dengan banyak munculnya komunitas-komunitas di seluruh Indonesia. Salah satu komunitas standupcomedy, terdapat di Cimahi. Namanya standupindoCMH. Mereka biasa melakukan pertunjukan tiap kamis malam.

Sambil memperhatikan telepon genggam, sesekali aku menatap ke arah penjuru mata angin. Memperhatikan pengunjung café dengan masing-masing kesibukannya. Yang duduk tepat di sebelah kiri pintu masuk ada sepasang kekasih, sepertinya sedang berbicara tentang masa depan dan masa lalunya. Kemudian di arah utara, ada seorang eksekutif muda, sepertinya sedang meeting. Terlihat dari layar tabletnya yang menampilkan slide presentasi kepada dua gadis dan satu orang pria yang berdandan identik. Sebelah barat di dekat panggung, ada anak-anak nongkrong. Seperti sedang mencaci dunia dan mengagungkan diri mereka. Mungkin dalam pikirannya, fuck the world!

Aku sendiri, diam dan sesekali memperhatikan telepon genggam. Membaca kabar dari teman atau dari timeline twitter. Kemudian pelayan cowok yang gesit karena tak pernah sedetikpun membiarkan pelanggan menunggu mendekatiku. “Silahkan mas”, ucapnya. “Mau pesan apa?” Sontak aku kaget. Menjawab dengan senyum simpul. “Iya mas nanti”.

Sekarang masih ada 30 menit lagi sebelum mulai pertunjukan, masih ada waktu untuk bercerita hal lain. mari bercerita tentang diri saya. Mau mulai dari mana? Dari nama? Iya mungkin dari sana. Perkenalkan saya moch. Akbar maulana. Biasa dipanggil akbar dan dengan angkuh serta secara tak sengaja ingin dipanggil kang abay. Sekarang bekerja sebagai pekerja tata usaha sambil berusaha menyelesaikan kuliah di pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Orang sunda asli meski sering dianggap warga timur dilihat dari warna kulit dan bentuk wajah. Tinggal hingga nanti menikah di bandung. Mungkin setelah menikah saya akan meninggalkan bandung. Entahlah.

Aku menyukai standupcomedy karena standupcomedy adalah seni yang menarik. Bagaimana sebuah opini yang dibentuk dan diolah menjadi sebuah kejenakaan. Ada permainan kata, olah majas, dan pembelokan logika. Proses yang menarik.

Standupcomedy sebelumnya adalah hidup aku. Hingga kesibukan sedikit membuatku terpaksa selingkuh. Namun standupcomedy seperti mantan terindah, selalu ada dalam hatiku yang paling dalam. Maka ada kalanya kita teringat mantan, aku tak perlu menahan rindu. Datang saja, maka rindu lepas bersama tawa yang hadir dari mulutku.

Balik lagi ke café yang sudah semakin ramai, teman-teman aku pun sudah datang. Aku salami mereka kemudian mereka duduk di sebelah kiri panggung. Saya duduk bareng mereka setelah aku berpindah dari pojokan café sebelah kanan panggung.

Acara dimulai dengan MC yang mulai menaiki panggung dan membuka acara. Seru sekali acaranya. Saya tidak mau mendeskripsikannya. Nanti takutnya tulisan ini malah jadi review. Intinya semuanya tertawa. Dari pasangan kekasih yang duduk di dekat pintu masuk hingga remaja sekitar lima orang yang nongkrong depan panggung yang berteriak fuck the world! Saya? Saya hanya tersenyum kecut karena saya ingin membuat mereka tertawa namun belum siap.

3 komentar: