Senin, 30 Oktober 2017

Kegagalan wawan Part 1 (cerbung)

"Gagal bukan akhir segalanya." Begitu kata wawan dalam hati. Ini adalah kegagalan ketigapuluhnya. Wawan sedang mengalami kegagalan dalam mendapatkan pacar. Gebetannya menolak dengan sedikit rasa jijik dari sorot matanya.

Wawan gagal dalam banyak hal. Mulai dari wawan gagal masuk SD, gagal dalam lomba olahraga futsal, hingga gagal menjadi anak tunggal. Ibunya melahirkan anak kedua.

Kegagalan ketigapuluh ini yang paling menyakitkan bagi wawan. Wawan mungkin ada cowok paling rugi di dunia. Wajah wawan sebenarnya tak jelek, bisa dibilang lumayan. Rambut wawan ikal, matanya bulat, dan pipinya sedikit tembem, kulitnya juga putih susu. Wawan juga seorang yang sukses, dia bekerja sebagai manager di perusahaan telekomunikasi. Meski itu adalah satu-satunya keberhasilan dia. Namun, entah kenapa perempuan tak pernah tertarik.

Wawan tak mengerti, kenapa semua ini belum cukup untuk mendapatkan pacar. Kata anton, temannya, wawan mungkin kurang dalam berkomunikasi, wawan kata anton selalu terlalu jujur dan terlalu baik.

"Wan, kamu harus belajar merayu," kata anton, suatu hari di ruang kerjanya.

"Kenapa memangnya?" Tanya wawan, tertarik.

"Kamu jangan terlalu jujur. Perempuan tak suka kejujuran yang pahit."

"Apa salahnya? Aku jujur. Karena aku tak terbiasa berbohong."

"Bukan berbohong, namun jangan terlalu terbuka. Kamu jangan membicarakan apa yang bakal menyakiti orang lain. Masa kamu bilang ke cewek, "kamu gendut". Mengambil nafas, anton melanjutkan "kamu harus lebih halus bilang, kamu lucu ya, chubby gitu."

"Ya memang gendut kan?"

"Tapi jangan langsung bilang gendut, lebih halus lagi."

Wawan kemudian berpikir, tangan menempel pada dagunya. Merenggut rambutnya. Kemudian berkata "ia saya coba deh."

Anton bergegas kembali ke tempat kerjanya. Ya begitulah, dia sebenarnya tak ada perlu penting menghadap wawan, dia hanya peka melihat wawan, wawan terlihat murung tak tersenyum di kantor hari ini.

Wawan kembali ke dalam pikirannya, dia ambil sebuah note kecil di sebelah kanan meja kerjanya. Sebuah tulisan besar dia tuliskan.

"Jangan terlalu jujur"

Dia sobek note kecil tersebut, masukkan ke dalam saku celananya. Seakan otaknya ada dalam saku celana. Dia berusaha menerapkan pada otaknya.

1 komentar: