Minggu, 29 Oktober 2017

Tentang Pernikahan dan Pertanyaan

Saya sebal sama topik pernikahan. Pertanyaan tentang kapan nikah? Kapan punya anak? Basa basi yang menganggu. Karena menurutku, itu bukan urusanmu. Kenapa tanya?

Saya sebal karena saya memang merasa topik itu masih jauh dari hidup saya. Pernikahan masih jauh dari mata saya. Karena menikah itu sesuatu yang rumit, rumit dalam arti bahwa menikah bukan tentang aku dan kamu.

Ini tentang aku, kamu dan keluarga besar. Membahagiakan kamu beda sekali dengan membahagiakan keluarga besarmu. Ini tentang resepsi, tentang rumah, masa depan, dan karir.

Menurutku menikah itu perlu keputusan yang tidak bisa sembarangan. Perlu pertimbangan dan kedewasaan. Umur 30 tahunanlah yang menurutku pantas untuk menikah.

Menikah perlu apa yang disebut dengan selesai dengan diri sendiri. Selesai dengan ambisi pribadi, lanjutkan mengabdi untuk teman hidup.

Seperti itu, padahal kan banyak basa basi yang lebih baik, nanya kabar atau nanya masa depan mau ngapain. Tidak melulu soal kapan nikah.

Bagi yang tidak bisa menikah gimana? Tidak bisa punya anak, pasti jadi ingat akan kesedihan dan duka yang mendalam.

Maka yuk coba berusaha untuk tidak seperti itu. Jangan tanyakan kapan nikah pada siapapun?

1 komentar:

  1. Faktor U, kalo nggak karna faktor byk temennya udah nikah. Harusnya dijawab dengan pertanyaan balik mas wkwkwk

    BalasHapus