Kamis, 12 Oktober 2017

Seperti gatal yang ingin digaruk

Malam itu, warna merah menyala keluar dari handphone berwarna gold. Sebuah pesan yang mengajak. Aku ambil handphone dan membukanya seperti mencari kenikmatan.

Sebuah ajakan untuk berbuat kebaikan. Aku baca dengan syahdu. Bahkan dengan detik yang melambat. Proses yang harus dinikmati.

Lagi, aku duduk. Mengubah posisi tubuhku. Ini bukan tentang gaya, ini tentang mengungkapkan dengan cerita. Agar lebih gaya.

Yuk, menulis setiap hari. Saya sudah lama melakukannya dan menyenangkan sekali. Isi pesannya.

Begini, aku mau jelaskan sedikit. Menurutku kita tak perlu kagum akan kesuksesan orang lain, kita tak perlu kagum akan hasil orang lain. Yang harus kita resapi dan maknai adalah bagaimana sebuah proses yang dia jalani hingga seperti sukses sekarang.

Gali pikiran mereka ketika masih seperti kita, seperti amatir dan bagaimana mereka menemukan kemampuan terbaiknya dan bagaimana bisa konsisten.

Maaf, saya keasikan. Gatal, saya kembali mematikan handphone.

Entah darimana datangnya. Saya seperti dua buah jiwa yang terpisah ketika aborsi. Kosong tak berjiwa. Hanya keonaran tak bermakna.

Contoh buruk bagi orang baik.

Saya lempar handphone ke sembarang tempat. Hilang entah kemana. Saya hempaskan tubuh ini, kembali mengubah posisi. Tidur untuk kemudian memejamkan mata. Tanpa sadar tetes asing keluar dari sela-sela mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar