BAB X
Mencari Bantuan Jawab Part 2
Wawan memanggil agil ketika ia
telah pulang dari kantor. Ia meminta agil segera menemuinya di kantor penerbit.
Ia menyetujuinya. Mungkin memang itu adalah sesuatu yang penting.
Agil memacu motornya. siang yang
terik menemani agil. seakan memayungi. Ia menyeka keringat. Kancing jaketnya ia
buka seluruhnya.
Tiba di kantor penerbit. Sebuah bangunan
dua lantai. Ia bertemu dengan resepsionis wanita.
Ia menanyakan “ada yang bisa saya
bantu pak?”
“mau bertemu dengan pak wawan.”
“baik, sebentar ya pak. Tunggu!”
wanita itu segera mengangkat telepon. Menghubungkan pada wawan.
“pak, ada yang ingin menemui
bapak?”
“Siapa?”
Maaf, ia menutup teleponnya
menggunakan tangan kanan. Gagang teleponnya ia pegang pakai tangan kiri. “namanya
siapa ya pak?”
“agil, mba!” ucap agil.
“agil pak” ia membuka tutupan
teleponnya dari tangan kanannya. Berbicara kepada wawan.
“silahkan masuk” kata wanita
tersebut.
“Silahkan, pak! Bapak sudah
ditunggu!
agil bergegas berangkat. Menuju ruangan
kerja wawan. Ia menemukan wawan sedang memeriksa naskahnya.
“silahkan Masuk!” ucap wawan. Tanpa
sempat agil mengetuk pintu. ia masuk kemudian duduk di sebuah kursi yang
tersedia di depan meja wawan. Ia duduk dan menghembuskan nafas panjang. Dingin AC
menerpanya.
“naskah kamu sudah bagus. Nanti segera
naik cetak. Begini dong, gil! kata wawan, sumringah.
Agil menarik nafas lega. Ia mengucapkan
syukur. Setelah itu, ia memerintahkan agil mencetak naskah aslinya. Ia sudah
menyiapkan hal itu. ia mengeluarkan dalam tasnya naskah utuh dari bukunya. Kemudian
wawan mengarahkan agil ke ruang sekretaris. Ia akan menandatangani kontrak
kerjasama penulisan.
Agil sangat bersyukur. Biaya untuk
menikahnya sudah ada. Ia bisa membuktikan pada semuanya. Bahwa ia mampu untuk
menjawab sebuah pertanyaan kapan menikah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar